RAWAN BENCANA, DPRD JATIM MINTA DINAS TERKAIT SIAGA BENCANA
Komisi
E DPRD Jatim meminta pihak terkait untuk saling berkoordinasi melakukan
tanggap bencana di sejumlah daerah yang masuk peta daerah rawan bencana
terutama banjir bandang. Ini setelah adanya banjir bandang yang sudah
memakan 3 korban jiwa di Gresik.
“Saya minta kepada pihak terkait
seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD, red), Dinsos, Dinkes
agar berkoordinasi dengan pemda terkait. Apalagi cuaca ekstrim bisa
berlangsung sampai Maret. Harus melakukan antisipasi dan perencanaan
untuk meminimalisasi korban jiwa,” tegas Ketua Komisi E DPRD Jatim,
Agung Mulyono di DPRD Jatim, Rabu (11/2).
Ia juga meminta kepada para anggota Komisi E untuk memantau daerah pemilihan masing-masing. Bahkan, Agung juga minta para anggota Komisi E langsung turun ke lapangan begitu terjadi bencana di dapil. Menurutnya dengan pengawasan dengan sistem dapil lebih efektif, karena para anggota Dewan pasti lebih mengenal dapilnya.
Hal itu pernah ia lakukan saatnya dirinya turun langsung ke lapangan saat terjadi banjir bandang di kecamatan Prajekan Bondowoso. Agung langsung turun ke lokasi yang notabene adalah daerah pemilihannya. Banjir bandang yang mengakibatkan 420 warga rusak dan 65 rumah hanyut itu bisa cepat ditangani karena koordinasi yang baik antara BPBD dengan pemkab serta instansi terkait.
“Sejauh ini saya menilai kinerja BPBD dalam tanggap bencana sudah cukup baik. Namun hal itu harus ditingkatkan mengingat masih tingginya curah hujan membuat bencana bisa datang kapan saja. Saya juga minta semua potensi yang dimiliki BPBD disiagakan. Bahkan kalau perlu dana on call yang dimiliki bisa dimanfaatkan,” tegasnya.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, Kartika Hidayati mengungkapkan wilayah pantura menjadi salah satu wilayah yang perlu dapat perhatian khusus. Pasalnya, di sana banyak sungai besar seperti Kali Lamong dan juga dilewati aliran Sungai Bengawan Solo. Dengan kondisi tersebut wilayah pantura dengan mudah mengalami banjir bila terjadi hujan. Apalagi kalau curah hujannya tinggi seperti saat ini, bisa dipastikan akan terjadi banjir bandang seperti yang terjadi di Gresik dan Lamongan baru-baru ini.
Ia mengatakan, wilayah pantura sangat rentan mengalami banjir bandang karena infrastruktur yang tidak memadai. Ia menyontohkan kualitas pintu air yang ada tidak sesuai dengan volume debit air yang tinggi. Akibatnya air selalu meluap ke permukaan. Dampaknya fatal, karena air tidak hanya menyerang permukiman warga tetapi juga menggenangi lahan pertanian dan tambak-tambak milih para petani. Dampaknya, kerugian materiel yang tidak sedikit dialami warga.
“Saya berharap pihak PU Cipta Karya bisa membangun pintu air dengan kapasitas dan volume yang lebih maksimal sehingga bisa menampung debit air saat curah hujan tinggi. Selain itu pembangunan pompa air di sejumlah titik juga harus ditambah,” papar Kartika
ARZ TEAM TPKTL JATIM REGIONAL
Ia juga meminta kepada para anggota Komisi E untuk memantau daerah pemilihan masing-masing. Bahkan, Agung juga minta para anggota Komisi E langsung turun ke lapangan begitu terjadi bencana di dapil. Menurutnya dengan pengawasan dengan sistem dapil lebih efektif, karena para anggota Dewan pasti lebih mengenal dapilnya.
Hal itu pernah ia lakukan saatnya dirinya turun langsung ke lapangan saat terjadi banjir bandang di kecamatan Prajekan Bondowoso. Agung langsung turun ke lokasi yang notabene adalah daerah pemilihannya. Banjir bandang yang mengakibatkan 420 warga rusak dan 65 rumah hanyut itu bisa cepat ditangani karena koordinasi yang baik antara BPBD dengan pemkab serta instansi terkait.
“Sejauh ini saya menilai kinerja BPBD dalam tanggap bencana sudah cukup baik. Namun hal itu harus ditingkatkan mengingat masih tingginya curah hujan membuat bencana bisa datang kapan saja. Saya juga minta semua potensi yang dimiliki BPBD disiagakan. Bahkan kalau perlu dana on call yang dimiliki bisa dimanfaatkan,” tegasnya.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, Kartika Hidayati mengungkapkan wilayah pantura menjadi salah satu wilayah yang perlu dapat perhatian khusus. Pasalnya, di sana banyak sungai besar seperti Kali Lamong dan juga dilewati aliran Sungai Bengawan Solo. Dengan kondisi tersebut wilayah pantura dengan mudah mengalami banjir bila terjadi hujan. Apalagi kalau curah hujannya tinggi seperti saat ini, bisa dipastikan akan terjadi banjir bandang seperti yang terjadi di Gresik dan Lamongan baru-baru ini.
Ia mengatakan, wilayah pantura sangat rentan mengalami banjir bandang karena infrastruktur yang tidak memadai. Ia menyontohkan kualitas pintu air yang ada tidak sesuai dengan volume debit air yang tinggi. Akibatnya air selalu meluap ke permukaan. Dampaknya fatal, karena air tidak hanya menyerang permukiman warga tetapi juga menggenangi lahan pertanian dan tambak-tambak milih para petani. Dampaknya, kerugian materiel yang tidak sedikit dialami warga.
“Saya berharap pihak PU Cipta Karya bisa membangun pintu air dengan kapasitas dan volume yang lebih maksimal sehingga bisa menampung debit air saat curah hujan tinggi. Selain itu pembangunan pompa air di sejumlah titik juga harus ditambah,” papar Kartika
ARZ TEAM TPKTL JATIM REGIONAL
No Comment to " RAWAN BENCANA, DPRD JATIM MINTA DINAS TERKAIT SIAGA BENCANA "