Frekuensi Penolakan Kepiting Bertelur dan Anakan Semakin Meningkat
Penolakan kepiting bertelur oleh BBKIPM Jakarta I semakin meningkat
pasca imlek. Setiap hari tidak kurang dari 5 - 10 boks yang ditolak
pengirimannya dan kedatangannya. Jumlah penolakan tersebut hasil
sortiran dari 100 - 150 boks kepiting yang dilakukan di halaman BBKIPM
Jakarta I. Pekerjaan berikutnya adalah mengirim kepiting-kepiting
tersebut ke habitatnya yang cocok, diantaranya pada tanggal 20 dan 23
Pebruari telah melepasliarkan sebanyak 22 boks atau kurang lebih 1700
ekor indukan (bertelur) ke Cilacap dan Cirebon.

Pengguna jasa (eksportir) di BBKIPM Jakarta I cukup menyadari dan mereka bersedia untuk dilakukan sortir secara total. Namun yang masih terkendala adalah pengguna jasa dari UPT asal banyak yang melakukan manipulasi antara lain : terdapat model kemasan satu lapisan atas kepiting jantan (kira2 10 ekor) namun lapisan di bawahnya semuanya kepiting bertelur (60 ekor). Yang paling dasyat lagi adalah mencantumkan pada stiker karantina "kepiting jantan" setelah dibuka betina bertelur semua (tampak di bawah ini) :


Kiranya diperlukan metoda lain yang lebih efektif dan efisien di dalam pengelolaan (pemeriksaan kepiting2 ini), antara lain pengawasan yang lebih ketat lagi di UPT asal sehingga penolakan dapat lebih banyak dilakukan di sana. Pengembalian ke habitat asal pun lebih mudah dan lebih sesuai.
No Comment to " Frekuensi Penolakan Kepiting Bertelur dan Anakan Semakin Meningkat "